Klasifikasi Class Power Amplifier - Tak hanya sekolah yang punya kelas, namun dalam dunia sound system yakni pada lingkungan "pabrik pengolah suara" yang disebut Amplifier juga diklasifikasikan kedalam kelas (tingkatan). Hal ini karena Amplifier mempunyai karakteristik, konstruksi juga operasional-nya yang berbeda.
Artinya bahwa tidak semua Amplifier bisa dikatakan sama, jelas bila kita teliti diantara mereka mempunyai perbedaan yang mencolok ketika kita melihat konfigurasi dan cara kerjanya Amplifier tsb. Salah satu pembeda juga bisa kita lihat dari karakteristik operasi utama dari penguat Op Amp sebagai linearitas, (driver) penguatan sinyal, efisiensi dan output daya (final). Tetapi dalam amplifier dunia nyata selalu ada trade off antara karakteristik yang berbeda ini.
Klasifikasi Class Power Amplifier Dasar bisa anda baca pada postingan saya terdahulu pada;
- Klasifikasi Penguat Sinyal
Kita tarik garis lurus bahwa kelas dalam Amplifier (Class Amplifier) adalah suatu istilah untuk membedakan antara tipe konfigurasi driver dan power amplifier itu sendiri. Artinya kelas ini digunakan ketika kita akan membedakan power amp satu dengan power amp lainnya. Pada bahasan Class Amplifier ini akan kita ungkap kelebihan juga kelemahan dari masing-masing kelas amplifier ini. Berikut adalah golongan atau tingkatan kelas Amplifier ;
- Amplifier Class A
- Amplifier Class B
- Amplifier Class AB
- Amplifier Class D
- Amplifier Class C
- Amplifier Class G juga H
- Amplifier Class F
- Amplifier Class I
- Amplifier Class S
- Amplifier Class T
1. Amplifier Class A
Tngkatan kelas Amplifier kelas A ini adalah masuk pada golongan amplifier paling umum, tentunya karena kontruksi driver-nya dibuat dengan sederhana. Kalaupun demikian Amplifier Clas A ini mempunyai tingkatan paling baik (Kelas Amplifier Terbaik) disebabkan karena tingkat distorsi sinyalnya cukup rendah, sehingga mampu menghasilkan gelombang sinus mumi.
Kemampuan ini berarti bahwa amplifier kelas A ini sanggup mereproduksi seluruh sinyal input dengan sempurna pada terminal outputnya. Namun karena hal ini, maka amplifier kelas ini mempunyai efiensi yang terbilang sangat rendah, diakibatkan punya panas yang berlebih dari transistor finalnya (transistor final tunggal).
2. Amplifier Class B
Amplifier kelas B ini adalah penyempurnaan dari Class A diatas karena mempunyai 2 transistor sebagai penguat akhirnya (final output) biasanya jenis PNP dan NPN bisa juga jenis N-MOS dan P-MOS. Dua transistor ini digunakan sebagai penguat sinyal yang diterima dari driver amp.
Dalam operasinya amplifier kelas B ini tidak mempunyai tegangan bias DC langsung seperti kelas A. Transistor hanya bekerja ketika sinyal input lebih besar dari tegangan Basis dan Emitor. Karena hanya setengah sinyal input yang diserap pada output amplifier, maka amplifier kelas A ini lebih efisien dibanding kelas A.
3. Amplifier Class AB
Amplifier kelas AB ini merupakan hasil kesepakatan dua belah pihak antara konfigurasi kelas A dan kelas B diatas. Seperti kelas B, operasional output powernya kelas AB ini masih menggunakan dua transistor komplementer. Tegangan biasing sangat kecil diterapkan pada Basis setiap transistor untuk membiaskan mereka dekat dengan daerah cut-off ketika tidak ada sinyal input.
Artinya bahwa tidak semua Amplifier bisa dikatakan sama, jelas bila kita teliti diantara mereka mempunyai perbedaan yang mencolok ketika kita melihat konfigurasi dan cara kerjanya Amplifier tsb. Salah satu pembeda juga bisa kita lihat dari karakteristik operasi utama dari penguat Op Amp sebagai linearitas, (driver) penguatan sinyal, efisiensi dan output daya (final). Tetapi dalam amplifier dunia nyata selalu ada trade off antara karakteristik yang berbeda ini.
Klasifikasi Class Power Amplifier Dasar bisa anda baca pada postingan saya terdahulu pada;
- Klasifikasi Penguat Sinyal
Kita tarik garis lurus bahwa kelas dalam Amplifier (Class Amplifier) adalah suatu istilah untuk membedakan antara tipe konfigurasi driver dan power amplifier itu sendiri. Artinya kelas ini digunakan ketika kita akan membedakan power amp satu dengan power amp lainnya. Pada bahasan Class Amplifier ini akan kita ungkap kelebihan juga kelemahan dari masing-masing kelas amplifier ini. Berikut adalah golongan atau tingkatan kelas Amplifier ;
- Amplifier Class A
- Amplifier Class B
- Amplifier Class AB
- Amplifier Class D
- Amplifier Class C
- Amplifier Class G juga H
- Amplifier Class F
- Amplifier Class I
- Amplifier Class S
- Amplifier Class T
1. Amplifier Class A
Tngkatan kelas Amplifier kelas A ini adalah masuk pada golongan amplifier paling umum, tentunya karena kontruksi driver-nya dibuat dengan sederhana. Kalaupun demikian Amplifier Clas A ini mempunyai tingkatan paling baik (Kelas Amplifier Terbaik) disebabkan karena tingkat distorsi sinyalnya cukup rendah, sehingga mampu menghasilkan gelombang sinus mumi.
Kemampuan ini berarti bahwa amplifier kelas A ini sanggup mereproduksi seluruh sinyal input dengan sempurna pada terminal outputnya. Namun karena hal ini, maka amplifier kelas ini mempunyai efiensi yang terbilang sangat rendah, diakibatkan punya panas yang berlebih dari transistor finalnya (transistor final tunggal).
2. Amplifier Class B
Amplifier kelas B ini adalah penyempurnaan dari Class A diatas karena mempunyai 2 transistor sebagai penguat akhirnya (final output) biasanya jenis PNP dan NPN bisa juga jenis N-MOS dan P-MOS. Dua transistor ini digunakan sebagai penguat sinyal yang diterima dari driver amp.
Dalam operasinya amplifier kelas B ini tidak mempunyai tegangan bias DC langsung seperti kelas A. Transistor hanya bekerja ketika sinyal input lebih besar dari tegangan Basis dan Emitor. Karena hanya setengah sinyal input yang diserap pada output amplifier, maka amplifier kelas A ini lebih efisien dibanding kelas A.
3. Amplifier Class AB
Amplifier kelas AB ini merupakan hasil kesepakatan dua belah pihak antara konfigurasi kelas A dan kelas B diatas. Seperti kelas B, operasional output powernya kelas AB ini masih menggunakan dua transistor komplementer. Tegangan biasing sangat kecil diterapkan pada Basis setiap transistor untuk membiaskan mereka dekat dengan daerah cut-off ketika tidak ada sinyal input.
Sinyal input akan menyebabkan transistor beroperasi secara normal di dalam wilayah aktifnya, sehingga mampu menghilangkan distorsi crossover yang selalu ada dalam konfigurasi kelas-B. Arus kolektor biasing kecil (ICQ) akan mengalir melalui transistor ketika tidak ada sinyal input, tetapi umumnya jauh lebih sedikit dari itu untuk Konfigurasi Amplifier Kelas A.
Dengan demikian setiap transistor melakukan, "ON" untuk sedikit lebih dari setengah siklus bentuk gelombang input. Biasing kecil dari konfigurasi amplifier kelas AB meningkatkan efisiensi dan linearitas rangkaian amplifier dibandingkan dengan konfigurasi ampli kelas A murni di atas.