Standing Wave Ratio Alias SWR Berikut Cara Penggunaanya - Ada banyak Merk SWR yang familiar dengan braker Indonesia (tukang halo-halo, para penggiat eksperimen antena atau radio pemancar. Diantara sekian banyak Merk SWR, yang beredar di Indonesia, cuma merk-merk inilah yang pernah admin Rapi Serui pegang alias memilikinya. SWR Maldol HS260, SWR Oskerblock SWR-200, SWR Daiwa CN-801 Professional Series, SWR Diamond SX-200 dan SWR Welz SX200.
SWR atau VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) sedikitnya sudah saya ulas pada postingan yang sudah lalu. Pengertian SWR juga Fungsi SWR sudah saya bahas. Namun yang jelas SWR ini bagi seorang penggemar radio transmiter bagai istri kedua. Tidak punya SWR bagai orang buta berjalan digelapan malam. Ketika SWR menjadi istri kedua, waktu tidur saja berbantalkan SWR :P.
Artikel Terkait dengan Standing Wave Ratio Alias SWR Berikut Cara Penggunaanya ini ada pada;
- Penetapan Skala Kalibrasi Oskerblock SWR-200B 3 MHz to 200 MHz
- SWR Daiwa CN-801 Professional Series
- SWR Oskerblock SWR-200
SWR adalah ketika kita mempunyai sebuah pengairan lewat sebuah pipa paralon, yang debit airnya diharapkan keluar maksimal namun nyatanya ada hambatan, air mengalir kecil. Disini kita bisa fungsikan SWR sebagai pengukur debit air yang keluar, lalu mengetahui hambatan apa hingga air tersumbat alias mengalir hanya kecil saja. Lalu kerugian apa yang timbul jika pipa paralon itu tersumbat. Ilustrasi tadi bisa kita bayangkan pada sebuah antena transmisi dan sebuah radio pemancar. Dimana Power Output dari sebuah radio pemancar bisa keluar maksimal, namun ada hambatan di antena.
VSWR atau SWR pada pembahasan yang sesungguhnya adalah perbandingan antara tegangan maksimum dan minimum pada suatu gelombang berdiri (standing waves) akibat adanya pantulan gelombang (wave reflection) yang disebabkan tidak matching-nya impedansi input antena dengan saluran feeder (kabel antena). Alat Voltage Standing Wave Ratio biasanya digabung dengan alat Meter Power yang berfungsi untuk mengukur kekuatan daya pancar transmitter.
Berikut adalah Cara Menggunakan SWR Welz SX200 atau swr yang seidentik denganya.Seperti kita ketahui bahwa Range pada SWR type ini adalah 5 Watt, 20 Watt dan 200 Watt.
A. Untuk mengetahui daya pemancar dibawah 5 Watt
• Pasang Dummy Load sebagai pengganti antenna pada konektor output SWR
• Posisikan saklar pada posisi Pwr dan skala Range pada 5W
• Nyalakan transmiter dan lihat nilai yang ditunjukkan oleh jarum pada skala power meter.
B. Untuk mengetahui daya pemancar dibawah 20 Watt
• Pasang Dummy Load sebagai pengganti antenna pada konektor output SWR
• Posisikan saklar pada posisi Pwr dan skala pada Range 20W
• Nyalakan transmiter dan lihat nilai yang ditunjukkan oleh jarum pada skala power meter.
C. Untuk mengetahui nilai Standing Wave Ratio (Impedansi) pada pemancar
• Pasang Dummy Load sebagai pengganti antenna pada konektor output SWR.
• Posisikan saklar pada posisi SWR
• Saklar skala Range 5W/20W/200W tidak akan berpengaruh
• Putar potensio pada posisi minimal
• Nyalakan transmiter
• Putar potensio sampai jarum pada skala power meter menunjukkan angka maksimal 12w/240w
• Lihat jarum SWR
• Itulah nilai SWR yang didapat
D. Untuk mengetahui nilai Standing Wave Ratio (Impedansi) pada antenna (Setting antenna)
• Pasang antenna pada konektor output SWR menggunakan kabel coaxial dengan impedansi yang sesuai (biasanya 50 Ohm)
• Posisikan saklar pada posisi SWR
• Saklar skala Range 5W/20W/200W tidak berpengaruh
• Putar potensio pada posisi minimal
• Nyalakan transmiter
• Putar potensio sampai jarum pada skala power meter menunjukkan angka maksimal 5w/200w
• Lihat jarum SWR
• Itulah nilai SWR yang didapat
E. Tambahan Lainnya
• Tune transmiter sampai mendapatkan power terbesar dengan nilai swr terendah (Impedansi sesuai dengan beban/dummy load)
• Tune antenna sampai mendapatkan nilai SWR terendah. Semakin rendah/kecil nilai swr semakin bagus.
• Dummy Load bisa dibuat dengan memparalel Resistor 1 Kilo Ohm 2 Watt sebanyak 20 biji (hasil akhir parallel = 50 Ohm)
Cara pembuatan Dummy Load Sederhana ada pada postingan tahun zebod yakni;
- Membuat Dummy Load Sederhana
Artikel Terkait dengan Standing Wave Ratio Alias SWR Berikut Cara Penggunaanya ini ada pada;
- Penetapan Skala Kalibrasi Oskerblock SWR-200B 3 MHz to 200 MHz
- SWR Daiwa CN-801 Professional Series
- SWR Oskerblock SWR-200
SWR adalah ketika kita mempunyai sebuah pengairan lewat sebuah pipa paralon, yang debit airnya diharapkan keluar maksimal namun nyatanya ada hambatan, air mengalir kecil. Disini kita bisa fungsikan SWR sebagai pengukur debit air yang keluar, lalu mengetahui hambatan apa hingga air tersumbat alias mengalir hanya kecil saja. Lalu kerugian apa yang timbul jika pipa paralon itu tersumbat. Ilustrasi tadi bisa kita bayangkan pada sebuah antena transmisi dan sebuah radio pemancar. Dimana Power Output dari sebuah radio pemancar bisa keluar maksimal, namun ada hambatan di antena.
VSWR atau SWR pada pembahasan yang sesungguhnya adalah perbandingan antara tegangan maksimum dan minimum pada suatu gelombang berdiri (standing waves) akibat adanya pantulan gelombang (wave reflection) yang disebabkan tidak matching-nya impedansi input antena dengan saluran feeder (kabel antena). Alat Voltage Standing Wave Ratio biasanya digabung dengan alat Meter Power yang berfungsi untuk mengukur kekuatan daya pancar transmitter.
Berikut adalah Cara Menggunakan SWR Welz SX200 atau swr yang seidentik denganya.Seperti kita ketahui bahwa Range pada SWR type ini adalah 5 Watt, 20 Watt dan 200 Watt.
A. Untuk mengetahui daya pemancar dibawah 5 Watt
• Pasang Dummy Load sebagai pengganti antenna pada konektor output SWR
• Posisikan saklar pada posisi Pwr dan skala Range pada 5W
• Nyalakan transmiter dan lihat nilai yang ditunjukkan oleh jarum pada skala power meter.
B. Untuk mengetahui daya pemancar dibawah 20 Watt
• Pasang Dummy Load sebagai pengganti antenna pada konektor output SWR
• Posisikan saklar pada posisi Pwr dan skala pada Range 20W
• Nyalakan transmiter dan lihat nilai yang ditunjukkan oleh jarum pada skala power meter.
C. Untuk mengetahui nilai Standing Wave Ratio (Impedansi) pada pemancar
• Pasang Dummy Load sebagai pengganti antenna pada konektor output SWR.
• Posisikan saklar pada posisi SWR
• Saklar skala Range 5W/20W/200W tidak akan berpengaruh
• Putar potensio pada posisi minimal
• Nyalakan transmiter
• Putar potensio sampai jarum pada skala power meter menunjukkan angka maksimal 12w/240w
• Lihat jarum SWR
• Itulah nilai SWR yang didapat
D. Untuk mengetahui nilai Standing Wave Ratio (Impedansi) pada antenna (Setting antenna)
• Pasang antenna pada konektor output SWR menggunakan kabel coaxial dengan impedansi yang sesuai (biasanya 50 Ohm)
• Posisikan saklar pada posisi SWR
• Saklar skala Range 5W/20W/200W tidak berpengaruh
• Putar potensio pada posisi minimal
• Nyalakan transmiter
• Putar potensio sampai jarum pada skala power meter menunjukkan angka maksimal 5w/200w
• Lihat jarum SWR
• Itulah nilai SWR yang didapat
E. Tambahan Lainnya
• Tune transmiter sampai mendapatkan power terbesar dengan nilai swr terendah (Impedansi sesuai dengan beban/dummy load)
• Tune antenna sampai mendapatkan nilai SWR terendah. Semakin rendah/kecil nilai swr semakin bagus.
• Dummy Load bisa dibuat dengan memparalel Resistor 1 Kilo Ohm 2 Watt sebanyak 20 biji (hasil akhir parallel = 50 Ohm)
Cara pembuatan Dummy Load Sederhana ada pada postingan tahun zebod yakni;
- Membuat Dummy Load Sederhana