Nafkah Tidak Sekedar Kewajiban - Kita bangga menjadi anggota RAPI wilayah 08 Yapen Serui, bangga karena pengurus dan anggotanya sama-sama para ahli pencari nafkah. Langka bila kita cari anggota yang pengangguran,kalau bukan pns maka mereka adalah pengusaha. Ya mungkin Cuma saya saja yang pengacara,pengangguran banyak acara :P.
Sehabis shalat subuh iseng buka beranda facebook. Ada satu status yang menggelitik saya, statusnya tertulis “Seorang lelaki yang kuat itu bukan yang ototnya seperti Ade Ray Almarhum namun yang mampu memberi nafkah pada keluarganya”. Sering juga kita mendengar jawaban dari orang-orang yang biasa merantau, kalau kita bertanya mau kemana, jawabnya mau mencari nafkah.
Kenapa nafkah dicari, apakah nafkah itu hilang? Hehehe (tawa penulis) emangnya nafkah itu sebangsa orang yang hilang? Jelas bila kita seorang lelaki atau seorang suami, kiita harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Hidup memang harus terus berjalan, untuk hidup diperlukan nafkah. Apa itu nafkah?
Ada dua jenis yang kita kenal, yakni Nafkah sandang dan nafkah pangan. Nafkah sandang adalah upaya untuk memberikan sesuatu yang membuat nyaman keluarga kita, nafkah ini berjenis tempat tinggal. Sedangkan nafkah pangan adalah upaya kita untuk memberikan seuatu yang membuat keluarga kita sehat, nafkah ini berupa makanan. Tentunya 2 jenis nafkah ini harus dicari dan didapat dengan jalan yang halal.
Mencari nafkah untuk keluarga, anak dan istri bagi seorang lelaki atau suami merupakan suatu kewajiban yang sangat besar pahalanya. Pahala yang lebih utama dari memberi sedekah pada orang yang tidak mampu(miskin). Baginda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda;
“Dinar yang engkau infakan di jalan Allah, dinar yang engkau infakan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan bagi orang miskin dan dinar yang engkau nafkah bagi keluargamu. Pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkah bagi keluargamu”. (HR Muslim).
Dan dengan demikian memberi nafkah yang merupakan kewajiban bagi seorang suami atau ayah akan menjadi sedekah baginya. Artinya meskipun memberi nafkah itu kewajiban, ia tetap mendapatkan pahala dari setiap nafkah yang ia keluarkan.
Sedekah memang merupakan amal sholeh yang akan mendapat ganjaran pahala yang melimpah dari Allah SWT. Namun sebelum meberikan sedekah pada orang lain maka perhatikan dulu hak keluarga. Karena memberikan sedekah pada orang lain hukumnya sunah, sedangkan memberi nafkah pada keluarga adalah wajib. Tentu salah bila sunah lebih diutamakan daripada wajib. Karena pahala ibadah wajib lebih besar daripada pahala ibadah sunah.
Oleh karena itu kita harus punya skala prioritas dalam bersedekah bagi keluarga. Tidaklah adil bagi seorang suami bila mendahulukan sedekah kepada orang lain, sementara nafkah bagi keluarganya di nomer duakan. Semoga kita yang ditakdirkan menjadi suami bisa tergolongkan pada suami-suami yang mahir memberi nafkah pada keluarga kita, Aamiin.
Oleh karena itu kita harus punya skala prioritas dalam bersedekah bagi keluarga. Tidaklah adil bagi seorang suami bila mendahulukan sedekah kepada orang lain, sementara nafkah bagi keluarganya di nomer duakan. Semoga kita yang ditakdirkan menjadi suami bisa tergolongkan pada suami-suami yang mahir memberi nafkah pada keluarga kita, Aamiin.