Ma'pasilaga Tedong Toraja - Selain keindahan alamnya yang begitu mempesona, di Tana Toraja ini ada satu membuat terkesan admin adalah adanya satu penggal kenangan dari sang almarhumah dokter cantik keturunan Sunda - Toraja. Putri cantik yang gemar menolong dan berbudi luhur, sebut saja namanya eFTe. Tapi sungguh bukan itu inti cerita, hanya sedikit kilas balik akan kita bahwa disini masih ada doa tulus yang selalu mengalir untuk ketenangan tidur panjangmu.
Kabupaten Tana Toraja adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Ibu kota Makale, sementara Kabupaten Toraja Utara dengan ibukota Rantepao. Daerah ini terletak 328 Km di utara kota Makassar ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Menonton tradisi unik Mapasilaga Tedong adalah satu catatan yang tak boleh kita lewatkan bila berkunjung ke Toraja. Ma'pasilaga Tedong adalah tradisi adu kerbau yang diselenggarakan satu rangkaian dengan Acara Adat Rambu Solo yakni upaca pemakaman orang yang telah meninggal dunia.
(Baca artkel terkait : Tradisi Pemakaman Unik Indonesia)
Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum acara adat dimulai. Menurut adat-istiadat masyarakat Toraja kerbau bukanlah sembarang hewan. Kerbau adalah hewan yang dianggap suci. Kerbau merupakan hewan yang memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi di Toraja, karena dianggap sebagai kendaraan arwah menuju alam baqa.Inilah yang menjadi alasan kenapa banyak kerbau yang dipersembahkan saat upacara adat Rambu Solo.
Kerbau yang akan diadu dalam acara Mapasilaga Tedong Toraja bukan sembarang kerbau, melainkan kerbau pilihan dengan otot kekar dan dari jenis tertentu. Ada acara maupun tidak ada acara kerbau-kerbau ini dipelihara/diurus dengan sangat teliti. Kondisi kerbau adu/petarung setiap saat harus selalu fit.
Perawatan kerbau petarung benar-benar diperhatikan, asupan makanan, vitamin serta menjaga kebersihan si kerbau menjadi hal pokok dalam merawat kerbau aduan. Latihan lapangan dengan bimbingan si pemilik atau gembala juga turut menentukan kualitas kerbau aduan.
Yang menjadi arena Mapasilaga Tedong Toraja adalah sawah luas yang berlumpur atau tanah luas dengan rerumputan yang kadang-kadang juga becek. Berlangsungnya adu kerbau ini tidak tentu, kadang lama, kadang juga sebentar tergantung ketahanan kerbau yang diadu.
Tanduk panjang nan tajam yang melengkung keatas menjadi senjata ampuh dan andalan bagi kebau petarung dalam Adu Kerbau Toraja. Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang berlari meninggalkan arena Mapasilaga Tedong.
Menonton tradisi unik Mapasilaga Tedong adalah satu catatan yang tak boleh kita lewatkan bila berkunjung ke Toraja. Ma'pasilaga Tedong adalah tradisi adu kerbau yang diselenggarakan satu rangkaian dengan Acara Adat Rambu Solo yakni upaca pemakaman orang yang telah meninggal dunia.
(Baca artkel terkait : Tradisi Pemakaman Unik Indonesia)
Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum acara adat dimulai. Menurut adat-istiadat masyarakat Toraja kerbau bukanlah sembarang hewan. Kerbau adalah hewan yang dianggap suci. Kerbau merupakan hewan yang memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi di Toraja, karena dianggap sebagai kendaraan arwah menuju alam baqa.Inilah yang menjadi alasan kenapa banyak kerbau yang dipersembahkan saat upacara adat Rambu Solo.
Kerbau yang akan diadu dalam acara Mapasilaga Tedong Toraja bukan sembarang kerbau, melainkan kerbau pilihan dengan otot kekar dan dari jenis tertentu. Ada acara maupun tidak ada acara kerbau-kerbau ini dipelihara/diurus dengan sangat teliti. Kondisi kerbau adu/petarung setiap saat harus selalu fit.
Perawatan kerbau petarung benar-benar diperhatikan, asupan makanan, vitamin serta menjaga kebersihan si kerbau menjadi hal pokok dalam merawat kerbau aduan. Latihan lapangan dengan bimbingan si pemilik atau gembala juga turut menentukan kualitas kerbau aduan.
Yang menjadi arena Mapasilaga Tedong Toraja adalah sawah luas yang berlumpur atau tanah luas dengan rerumputan yang kadang-kadang juga becek. Berlangsungnya adu kerbau ini tidak tentu, kadang lama, kadang juga sebentar tergantung ketahanan kerbau yang diadu.
Tanduk panjang nan tajam yang melengkung keatas menjadi senjata ampuh dan andalan bagi kebau petarung dalam Adu Kerbau Toraja. Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang berlari meninggalkan arena Mapasilaga Tedong.
