Antar Angkot Pintar - Pada tahun 1992-an harga bensin pada saat itu cuma RP.450/liternya, jadi modal awal untuk menarik angkot dengan rute Pasar Anyar - Citeureup cukup Rp.10.000 untuk 3 rit. Saat itu setoran angkot cuma Rp.25.000 saja, bila dua sip hanya Rp12.500 untuk setengah hari. Jika saat itu anda penah naik angkot 08 rute Pasar Anyar - Citeureup dengan tulisan Mozart dikaca depannya, mungkin anda-lah penumpang setia saya.
Mozart nama angkot saya tak pernah sepi penumpang (sewa) karena tampilannya apik juga asesoris penujangnya seperti audio mobil selalu on dan full musik. Saat itu supir angkot adalah profesi yang sangat menjanjikan karena selain mudah mencari uang, mudah juga mencari jodoh....wkwk. Supir angkot saat itu disukai karyawan dan pelajar....wuiih :P Sembilan tahun loh saya menjadi pilot angkot 08 ini padahal sebelumnya hanya coba-coba sambil menunggu panggilan kerja.
Angkot Pintar, mungkin inilah satu solusi untuk menjawab perkembangan jaman juga tekhnologi. Karena persaingan, sebagai supir atau pemilik angkot haruslah pintar-pintar menyiasati agar angkot kita tak kalah bersaing dengan angkutan-angkutan lainnya, misalnya untuk kenyaman penyewa atau penumpang salah satunya dengan memasang audio yang empuk di angkot kita. Beda cerita dengan ANGKOT di Bandung :
ANTAR - ANGKOT PINTAR Komunitas Rindu Menanti Bandung
Ya sobat, peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuan masyarakatnya. Semakin tingginya minat masyarakat akan pengetahuan melalui budaya literasi, semakin tinggilah peradaban. Tentu saja hal ini harus dibarengi oleh adanya ketersediaan fasilitas ruang baca yang memadai.
Bertolak dari sinilah Komunitas Rindu Menanti Bandung menebarkan vrus literasi bagi penumpang angkutan kota. Dalam menjalankan gerakan ini, para sukarelawan yang bertugas di halte menganti buku dua minggu sekali sebanyak 13 buku yang sebagian besar berasal dari donatur.
ANTAR - ANGKOT PINTAR Komunitas Rindu Menanti Bandung
Ya sobat, peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuan masyarakatnya. Semakin tingginya minat masyarakat akan pengetahuan melalui budaya literasi, semakin tinggilah peradaban. Tentu saja hal ini harus dibarengi oleh adanya ketersediaan fasilitas ruang baca yang memadai.
Bertolak dari sinilah Komunitas Rindu Menanti Bandung menebarkan vrus literasi bagi penumpang angkutan kota. Dalam menjalankan gerakan ini, para sukarelawan yang bertugas di halte menganti buku dua minggu sekali sebanyak 13 buku yang sebagian besar berasal dari donatur.
Setelah sukses dengan program memakmurkan halte melalui program Rindu Menanti, komunitas Rindu Menati mengerahkan relawannya meminjamkan sejumlah buku bacaan bagi calon penumpang dalam Program ANTAR atau ANGKOT PINTAR, yang melibatkan Angkutan Kota sebagai media sosialisasi GEMAR MEMBACA.
Didalam Angkot Pintar inilah penumpang dimanjakan dengan aneka ragam buku untuk menemani para penumpang hingga tujuan. Terhitung hingga saat ini tercatat 24 Angkutan Umum yang terlibat dalam program Angkot Pintar. Selain program Angkot Pintar bertujuan membangun budaya literasi program ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk tetap naik angkot sebagai pilihan angkutan yang menyenangkan.
Didalam Angkot Pintar inilah penumpang dimanjakan dengan aneka ragam buku untuk menemani para penumpang hingga tujuan. Terhitung hingga saat ini tercatat 24 Angkutan Umum yang terlibat dalam program Angkot Pintar. Selain program Angkot Pintar bertujuan membangun budaya literasi program ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk tetap naik angkot sebagai pilihan angkutan yang menyenangkan.