Jangan Lupakan sejarah - Saat itu dimana kampungku belum terjamah listrik, rumah uwakku adalah satu-satunya rumah dikampungku yang selalu ramai dikunjungi tetangga setiap sorenya hanya karena mau mendengarkan dongeng radio Mang Jaya atau dongeng radio Wa Kepoh.
Saat itu pula Radio ataupun Televisi hanya uwaklah yang punya satu-satunya dikampungku. Sama dengan masanya Piala Dunia jamannya Maradona berlaga dilapangan hijau sebagai pemain bola, dirumah Uwaklah yang televisinya bebas ditonton banyak tetangga (mungkin bioskop gratis :P).
Pada era milenial kini keberadaan radio sudah tergeser dengan televisi, orang melihat/mendengar berita melalui televisi. Saat ini menjadi kegiatan langka orang mendengarkan radio di rumah, kecuali mungkin siaran bola yang tidak live di televisi, seperti kemarin sengaja saya menyempat diri untuk mendengar siaran langsung lewat RRI Pro 1 FM Serui.
Saat itu pula Radio ataupun Televisi hanya uwaklah yang punya satu-satunya dikampungku. Sama dengan masanya Piala Dunia jamannya Maradona berlaga dilapangan hijau sebagai pemain bola, dirumah Uwaklah yang televisinya bebas ditonton banyak tetangga (mungkin bioskop gratis :P).
Radio Uwak
Pada era milenial kini keberadaan radio sudah tergeser dengan televisi, orang melihat/mendengar berita melalui televisi. Saat ini menjadi kegiatan langka orang mendengarkan radio di rumah, kecuali mungkin siaran bola yang tidak live di televisi, seperti kemarin sengaja saya menyempat diri untuk mendengar siaran langsung lewat RRI Pro 1 FM Serui.
Rapi Serui adalah Radio Wikipedia
Radio diciptakan pertama kali oleh Heinrich Rudolf Hertz yang menggunakan teori Maxwell (1873) pada tahun 1886-1888. Ia membuktikan bahwa radiasi gelombang radio memiliki sifat-sifat gelombang.
Radio menurut Wikipedia adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat melalui udara dan bisa merambat melalui ruang angkasa yang hampa udara, karena tidak memerlukan perantara dalam perambatannya yakni tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Karena sudah punya Radio HT Lupax atau Radio HT Kenwood lantas kita melupakan sejarah radio buhun jaman kakek dan uwak tsb. Teknologi memudahkan semua aspek kehidupan, tak jarang juga teknologi membuat kehidupan kita menderita bila dipergunakan untuk jalan yang salah, seperti teknologi nuklir untuk peperangan.
Tak bisa kita pungkiri bahwa kita sudah terlalu jauh melupakan peranan radio pada kehidupan kita sekarang karena kemajuan jaman dan pesatnya tehnologi. Televisi, Smartphone, Internet jauh lebih mendominasi aspek kehidupan jaman era milenial ini. Padahal bila kita melihat sejarah, radiolah jauh lebih penting peranannya dibanding tiga benda tadi.
Sejak pertama kali dibuat oleh Rudolf Hertz hingga sekarang, Radio merupakan sarana penyampai informasi. Uwak bisa senang dan kakek bisa bahagia karena radio. Malah kemerdekaan Indonesia saja dikenal masyarakat luas Internasional karena ada peranan radio didalamnya, bukan televisi, smartphone ataupun Internet.
Harga radio tak akan semahal harga televisi, meskipun dengan harga yang terjangkau oleh dompet tipis namun radio punya keunggulan. Cakupan penyiaran radio bisa menyebar menjangkau seluruh peloksok negeri dibanding televisi, hingga informasi apapun akan segera sampai dengan radio. Lalu dari segi efisien waktu dan efektivity, radio lebih unggul karena kita tak perlu berdiam diri di depan radio, bisa mendengarkan radio sambil mengerjakan pekerjaan lainnya.
Jangan Lupakan sejarah, karena radio juga punya sejarah tersendiri bagi petani, nelayan, pelajar dan pendengar lainnya yang berada di pelosok negeri sana. Radio yang cuma membutuhkan daya 2-4 batre saja bisa di bawa ke kebun, ke tengah lautan dan tentunya tak ada efek radiasi yang ditimbulkan radio.
Sebagai penutup saya coba mengutip kalimat dari bapak Presiden RI pertama yakni Ir. Soekarno, yaitu “Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah”. Memang betul masyarakat modern zaman sekarang lebih memilih alat yang lain ketimbang radio, akan tetapi radio masih sangat berjasa bagi kehidupan sekian banyak orang di Indonesia.
Mari kita kembali ke radio !
Radio diciptakan pertama kali oleh Heinrich Rudolf Hertz yang menggunakan teori Maxwell (1873) pada tahun 1886-1888. Ia membuktikan bahwa radiasi gelombang radio memiliki sifat-sifat gelombang.
Radio menurut Wikipedia adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat melalui udara dan bisa merambat melalui ruang angkasa yang hampa udara, karena tidak memerlukan perantara dalam perambatannya yakni tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Radio Kepunyaan Kakek
(Baca : Sejarah Penyiaran Radio)
Karena sudah punya Radio HT Lupax atau Radio HT Kenwood lantas kita melupakan sejarah radio buhun jaman kakek dan uwak tsb. Teknologi memudahkan semua aspek kehidupan, tak jarang juga teknologi membuat kehidupan kita menderita bila dipergunakan untuk jalan yang salah, seperti teknologi nuklir untuk peperangan.
Tak bisa kita pungkiri bahwa kita sudah terlalu jauh melupakan peranan radio pada kehidupan kita sekarang karena kemajuan jaman dan pesatnya tehnologi. Televisi, Smartphone, Internet jauh lebih mendominasi aspek kehidupan jaman era milenial ini. Padahal bila kita melihat sejarah, radiolah jauh lebih penting peranannya dibanding tiga benda tadi.
Sejak pertama kali dibuat oleh Rudolf Hertz hingga sekarang, Radio merupakan sarana penyampai informasi. Uwak bisa senang dan kakek bisa bahagia karena radio. Malah kemerdekaan Indonesia saja dikenal masyarakat luas Internasional karena ada peranan radio didalamnya, bukan televisi, smartphone ataupun Internet.
Jangan Lupakan sejarah, karena radio juga punya sejarah tersendiri bagi petani, nelayan, pelajar dan pendengar lainnya yang berada di pelosok negeri sana. Radio yang cuma membutuhkan daya 2-4 batre saja bisa di bawa ke kebun, ke tengah lautan dan tentunya tak ada efek radiasi yang ditimbulkan radio.
Sebagai penutup saya coba mengutip kalimat dari bapak Presiden RI pertama yakni Ir. Soekarno, yaitu “Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah”. Memang betul masyarakat modern zaman sekarang lebih memilih alat yang lain ketimbang radio, akan tetapi radio masih sangat berjasa bagi kehidupan sekian banyak orang di Indonesia.
Mari kita kembali ke radio !