Tradisi Malam 1 Suro - Dua hari kebelakang adalah hari Kamis malam Jumat tanggal 21 September 2017. Hari tsb.bertepatan dengan1 Suro pada kalender Jawa. Momen ini dianggap sakral, berbagai ritual dilakukan dibeberapa tempat untuk memperingati tahun baru dalam Kalender Jawa yang juga bertepatan dengan tahun baru Islam atau kalender Hijriah.
Selain sakral, malam 1 Suro ini ada juga yang mengaitkan pada hal-hal gaib atu berbau misteri. Tradisi Malam 1 Suro berawal pada masa jaman kerajaan Mataram Islam yang diperintah oleh Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pada saat Sultan Agung memerintah Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaannya.
Meski sudah menganut Agama Islam, masih banyak masyarakat yang mengikuti penanggalan tahun Saka yang diwariskan oleh tradisi Agama Hindu. Sultan Agung yang ingin menanamkan Agama Islam di Jawa pun berpikir untuk memadukan kalender Hijriyah dan kalender Saka. Pada tahun 1625 Masehi Sultan Agung mengeluarkan dekrit yang mengganti penanggalan Saka yang berbasis pada perputaran matahari dengan sistem kalender luna.
Penanggalan mulai dari 1 Suro disamakan dengan 1 Muharram pada kalender Hijriyah agar tetap berkesinambungan, tahun Saka tetap diteruskan. Jadi tahun 1547 Saka saat itu diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa. Maka terciptalah kalender Jawa Islam, dan sejak itulah Tradisi Malam 1 Suro diadakan diberbagai daerah di pulau Jawa.
Penanggalan mulai dari 1 Suro disamakan dengan 1 Muharram pada kalender Hijriyah agar tetap berkesinambungan, tahun Saka tetap diteruskan. Jadi tahun 1547 Saka saat itu diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa. Maka terciptalah kalender Jawa Islam, dan sejak itulah Tradisi Malam 1 Suro diadakan diberbagai daerah di pulau Jawa.