Mengenal Lebih Dekat Dengan Etnis Rohingya - Kisah ini bermula di Arkan sebuah wilayah daratan disebuah teluk Benggala di tepian Samudra Hindia. Di tempat ini tinggal kelompok etnis dari ras Indo-Raya yang menyebut diri mereka sebagai Rohingya yang berarti Orang Arkan. Etnis Rohingya sebagian besar tinggal di distrik Rakhine sebelah utara bagian dari wilayah negara Myanmar dekat dengan perbatasan Bangladesh.
Populasi Etnis Rohingya di Rakhine berkisar antar 1-1,5 jt jiwa. Sedangkan ratusan ribu jiwa lainnya telah meninggalkan Rakhine dan menetap di Bangladesh, Saudi Arabia, Thailand dan Malaysia. Sebagai etnis minoritas di Myanmar, Rohingya mendapat perlakuan diskriminatif yang mengarah ke penindasan karena mereka tidak dianggap sebagai warga negara Myanmar.
Berdasarkan Undang Undang Kewargaan Negaraan Myanmar tahun 1982 etnis Rohingya tidak termasuk etnis yang diakui sebagai bagian dari bangsa Myanmar. Mereka bisa mendapatkan kewarganegaraan jika mereka bisa membuktikan bahwa leluhur mereka telah menetap di Myanmar sebelum tahun 1823. Namun hanya segelintir saja yang mendapat status kewarganegaraan Myanmar.
Seperti halnya orang yang tanpa status kewarganegaraan, etnis Rohingya yang menjadi minoritas di Myanmar sangat dibatasi pada pasilitas publik termasuk akses pendidikan dan kesehatan. Mereka juga tidak diperbolehkan bekerja dipemerintahan atau dipilih menjadi pegawai yang memegang jabatan publik.
Baca Juga Mengenai : Krisis Kemanusiaan Derita Rohingya
Pemerintah Myanmar sangat membatasi setiap pergerakan mereka dengan memperketat ijin perjalanan. Bahkan untuk urusan pernikahan pun mereka harus mendapat ijin dari pemerintah, termasuk jumlah anak maksimal yang boleh mereka miliki.
Berdasarkan Undang Undang Kewargaan Negaraan Myanmar tahun 1982 etnis Rohingya tidak termasuk etnis yang diakui sebagai bagian dari bangsa Myanmar. Mereka bisa mendapatkan kewarganegaraan jika mereka bisa membuktikan bahwa leluhur mereka telah menetap di Myanmar sebelum tahun 1823. Namun hanya segelintir saja yang mendapat status kewarganegaraan Myanmar.
Seperti halnya orang yang tanpa status kewarganegaraan, etnis Rohingya yang menjadi minoritas di Myanmar sangat dibatasi pada pasilitas publik termasuk akses pendidikan dan kesehatan. Mereka juga tidak diperbolehkan bekerja dipemerintahan atau dipilih menjadi pegawai yang memegang jabatan publik.
Baca Juga Mengenai : Krisis Kemanusiaan Derita Rohingya
Pemerintah Myanmar sangat membatasi setiap pergerakan mereka dengan memperketat ijin perjalanan. Bahkan untuk urusan pernikahan pun mereka harus mendapat ijin dari pemerintah, termasuk jumlah anak maksimal yang boleh mereka miliki.
Bagi sebagian orang, keterlibatan pemerintah Myanmar melalui militernya terhadap penindsan sistemik itu dianggap sebagai tanda-tanda Genosida. Meski sebagian lagi tak sependapat dengan istilah pemusnahan etnis ini.
Gelombang pengungsian etnis Rohingya yang terjadi beberapa tahun terakhir ini terkait dengan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Distrik Rakhine pada tahun 2012 silam. Penyebabnya kasus kriminal pemerkosaan yang melibatkan etnis Rohingya. Peristiwa ini disusul dengan peristiwa lain, berupa pembunuhan terhadap etnis Rohingya. Aksi yang seolah saling ingin balas ini kemudian menyulut kerusuhan masal.
Kerusuhan masal antar etnis ini meluas, mengakibatkan setidaknya 70.000 etnis Rohingya terpaksa meninggalkan rumah mereka dan tinggal di kamp-kamp pengungsian. Serangan dan kekerasan terhadap etnis Rohingya terus meningkat sejak peristiwa kerusuhan oktober 2012. Kini tak kurang dari 140.000 etnis Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian sebagian lagi terjebak di desa-desa terpencil tanpa bisa bepergian dengan bebas.
Mari sahabat semuslim dan senegara, kita bantu saudara kita yang lagi mengalami penderitaan atas penyiksaan dan penindasan ini minimal dengan dengan doa, agar mereka segera terlepas dari cobaan hidupnya....Aamiin.
Gelombang pengungsian etnis Rohingya yang terjadi beberapa tahun terakhir ini terkait dengan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Distrik Rakhine pada tahun 2012 silam. Penyebabnya kasus kriminal pemerkosaan yang melibatkan etnis Rohingya. Peristiwa ini disusul dengan peristiwa lain, berupa pembunuhan terhadap etnis Rohingya. Aksi yang seolah saling ingin balas ini kemudian menyulut kerusuhan masal.
Kerusuhan masal antar etnis ini meluas, mengakibatkan setidaknya 70.000 etnis Rohingya terpaksa meninggalkan rumah mereka dan tinggal di kamp-kamp pengungsian. Serangan dan kekerasan terhadap etnis Rohingya terus meningkat sejak peristiwa kerusuhan oktober 2012. Kini tak kurang dari 140.000 etnis Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian sebagian lagi terjebak di desa-desa terpencil tanpa bisa bepergian dengan bebas.
Mari sahabat semuslim dan senegara, kita bantu saudara kita yang lagi mengalami penderitaan atas penyiksaan dan penindasan ini minimal dengan dengan doa, agar mereka segera terlepas dari cobaan hidupnya....Aamiin.
