Bermegah-Megahan dan Hidup Mewah - Orang yang sukses itu adalah orang yang mampu memenuhi kebutuhan mewahnya untuk akhirat. Sukses adalah kolaborasi banyak hal menuju kesempurnaan akhirat, bukan berkolaborasi untuk bermegah-megahan di dunia. Hidup bermegah-megahan di dunia akan melalalaikan kita pada alam kubur.
Bermegah-Megahan dan Hidup Mewah ini adalah "Mutiara Bijak" Er'end Net dari acara Damai Itu Indah TV One yang dibawakan oleh KH. Cholil Nafis. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi, atas karunia-Nya, dan kita bisa sama-sama terdampar di artikel Hidup Bermegahan-Megahan dalam balutan Kemewahan. Semoga Thalabulilmi ini bisa menjadi penyebab terhapusnya dosa-dosa kita juga menjadi penyebab terbuka lebarnya pintu surga untuk kita semua, Aamiin.
Gambar Ilustrasi
بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِيمِ
Bicara tentang hidup Bermegah-Megahan dan Hidup Mewah, sepertinya diantara kita semua mau, tapi ingat bahwa hidup Bermegah-Megahan dan Hidup Mewah itu bukanlah suatu kebutuhan. Karena makin tinggi, makin mengikuti daya keinginan kita maka kita makin tak pernah mendapatkan kebahagian.
Kita memang diperintahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, seperti kebutuhan papan, kebutuhan sandang dll. Tetapi dalam memenuhi kebutuhan hidup itu harus dibarengi logika, agar kita tidak terjebak kedalam kehidupan riya, kehidupan yang bermegah-megahan dan hidup mewah. Dalam pemenuhan kehidupan ini adakalanya kita tergelincir pada rasa yang tidak mau puas, sehingga kita menghalalkan segara cara.
Menggunakan logika dalam mencari nafkah adalah bisa menahan keinginan untuk hidup bermewah-mewah Bin/Binti berpoya-poya. Saat hidup beroya-poya adalah saat hidup yang tidak sehat plus tidak bahagia. Baginda Rosul Nabi Besar Muhammad Saw. telah mencontohkan dan menekankan untuk hidup sehat "makanlah pada saat lapar, berhenti sebelum kenyang". Ini artinya bahwa kita akan menghargai apa yang kita makan alias bisa untuk bersyukur.
Begitu juga dalam kehidupan, kalau kita kekenyangan, bermegah-megahan, berlebih-lebihan maka kita akan lupa bersyukur karena akan selalu merasa kekurangan. Merasa tidak puas itulah yang akan membawa kita pada tindakan-tidakan yang menghalakan segala cara karena sudah kehilangan logika untuk mengukur kemampuan. Makin dimanja kemegahan, maka makin tidak mendapat kesenangan.
Akhirul kata semoga kita dijauhkan dari golongan orang-orang yang Bermegah-Megahan dan Hidup Mewah, orang-orang mengagungkan harta, dan golongan orang-orang yang kufur nikmat. Berharap dan berdoa semoga kita masuk pada golongan orang-orang yang amanah, yang mahir mensyukuri nikmat, Aamiin, Wassalam.
Wallahu A'lam Bishawab